Pena Santri

Tidak ada seorang pun dapat kembali kemasa untuk mereka. lalu untuk membuat suatu awal yang baru.Namun,setiap orang dapat memulai saat in untuk membuat akhir yang baru – Keisya Airia – “Biarin keisya pergi atau mama gak akan ngeliat keisya, buat selamanya!” Wanita paruh baya itu melepaskan genggaman tangan nya pada tangan sang putri dengan air mata yang terus mengalir deras....

Senjapun datang seiring dengan waktu, entah apa yang terjadi tiba-tiba saja sebuah rasa gugup menghantui ku. Pena dan kertas kuletakkan diatas meja, sembari berpikir apa yang akan kulakukan dengan benda tersebut. Ketakutan?, tidak juga. Hanya sebuah rasa gugup yang membuat tegang suasana. Hanya perasaaan yang tidak berguna. thinking nya yang beraturan menjadi terpecah belah.         “Hah….Lelah” kalimat singkat...

Disaat senjapun pergi, aktivitas mulai berdatanagn tidak hanya satu namun seterusnya sampai aku menidurkan mata hanya bosan dengan aktif yang itu-itu saja. Aku bukan membenci namun banyaknya rintangan yang mengubah semua perasaan tertawa karena salah atau hanya kau saja.                “Bagaimana agar aku bisa fokus?”aku hanya terdiam dan mengasingkan diri di tempat yang menururtku...

Tengah malam yang sangat ditunggu, dua muslim akan terus menerus berganti, namun malam yang kau lewati akan tetap sama. Percayalah!Kesunyian itu!aku suka itu.                                                                    Saat kau terbangun, kau...

Pikiran singkat yang kupikir akan sempurna ternyata hanay sia-sia. Sesaat yang berjalan dengan sangat-sangat baik dan akhirnya hancur hanya karena sebuah pendekatan yang lebih baik lagi. Aku menjalankan sebuah tugas serta target yang sudah lama aku rencanakan.                                            Awalnya memang...

Setelah membuka mata,ada ketakutan yang tiba-tiba datang seakan memang biasa datang. Aku menghilangkan kebahagiaan yang kubawa semsa tidurku, sebelum aku menghilangkan kesadaran, aku tahu ada yang kupikirkan semasa itu. Tetapi setelahnya, semuanya harus berkeping-keping, menjijikan rasanya meluhat orang yang didepan mata. Bungkam dalam bicara, membhasa apaun rasanya tidak ingin, aku tahu sepeleh dan sesaat akan tetapi rasanya berbeda. Ketedak pedulianku...

Ekspresi yang tidak biasa-biasa saja, aku tiba-tiba membenci suasana yang tidak mengekspresikan diriku sendiri rasanya kedisiplinan itu sudah hancurkan? aku tidak perlu menunjukkan semua kepada kalian pikiran jahat dan kegoisan mendatangi, jikalau tidak suka ya sudah bicara. Dasar Setan! itu yang kupikirkan semasa itu, suasana yang selalu kubenci ialah terlalu sepeleh. dua dimensi yang serupa tidak perlu dibedakan lagi, sama...

Emosiku selalu terkendali oleh suasana saat semua orang menyebalkan dan selalu bertanya yang berkali-kali. aku membencinya! dan kesibukkan selalu saja menggangguku satu waktu yang ku ingin digunakan tersia-sia menyebalkan cih! aku tidak menyukai itu. sejarah yang terbentuk menjadi yang terbaik dalam catatan dan pertanyaannya pa setelah semuanya berlalu,aku harus ulangi perilaku itu? ya, aku tidak menyukainya, selalu. “Suhu yang tidak teraturan...