Nafas memberat, wajah putih memucat

Pikiran tenggelam mengiringi mata yang kian terpejam

Terbaring membisu, disayat sembilu

Membeku, terpaku, menunggu arahan sang waktu

Tak ada lagi tempat mengeluh dan mengadu

Kini, rasa sakit kian membelenggu

Badan membiru

Rahang bergetar, seakan-akan

Meluruhkan badan yang kekar

Merintih lara tanpa suara

Akan dibawa kemana ruh dalam ragaku?

Mengapa semuanya membuta

Aku disini sedang meminta

Mengapa kalian seperti tuli?

Bukankah launganku masih berbunyi

Dalam sunyi dan sepi

Tanpa ada seorang pun yang menemani

Sang ilahii, memanggilku

Tuk kembali