Dilema Antara Ujian Sekolah dan Puasa Ramadhan

ma.ittifaqiah.ac.id_Bulan Ramadhan bagi umat muslim seluruh dunia merupakan bulan penuh berkah, hikmah dan ampunan. Selama bulan Ramadan, umat Muslim berpuasa sepanjang hari dan full 1 bulan. Tentunya ini menjadi motivasi tersendiri bagi kita sebagai manusia yang percaya akan adanya Allah SWT serta Muhammad sebagai RosulNya agar senantiasa memetik dan panen amalan di bulan nan penuh magfirah ini. Pun demikian bagi santri pesantren Al Ittifaqiah Indralaya, mereka wajib berpuasa jauh dari keluarga dan sanak famili serta mengawali puasa dengan mengikuti imtihan tertulis (Red: Evaluasi Belajar Semester Genap 2016/2017) yang diselengarakan mulai hari ini Ahad, 28 Mei sampai Rabu, 07 Juni. Selama 10 hari para santri harus menahan haus, lapar dan nafsu baik syahwat maupun nafsu mencontek saat ujian berlangsung. Ujian sekolah di bulan Ramadhan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi, karena bulan Ramadhan yang bergerak mundur setiap tahun. Ini adalah tantangan baru karena banyak yang belum pernah mengalami sebelumnya,

Ketua panitia Evaluasi Belajar, ust Autad Sulaiman memaparkan bahwa sebelum ujian tertulis para santri telah melaksanakan beberapa ujian lisan seperti Doa Zikir, Muhadhara, Tahfidz serta makalah 2 bahasa dan Fiqh. Dan ini merupakan hal yang sama terjadi pada tahun lalu ujian dalam bulan puasa.

“Alhamdulillah imtihan kali ini berbarengan dengan bulan suci ramadhan lagi. Jadi tak terasa waktu berbuka kian dekat. Serta anggaran dana konsumsi bisa dimaximalkan ke hal yang lebih penting” Ujarnya

Disisi lain salah satu santriwati Wulan Sari Saria kelas XI H IPA menyatakan bahwa “Ujian disaat puasa berkahnya banyak sekali dan langsung terasa. Biasanya kalau ujian diluar bulan Ramadhan saya dan teman-teman kepikiran untuk jajan pada jam rehat. Nah mumpung puasa jadi uang jajanya kami simpan buat beli pakain dan alat tulis baru lagi. Serta waktunya jadi gag terlalu terasa lama dan tak ada beban sama sekali melaksanakan ujian di bulan Ramadhan ini.